BAPAK PERS NASIONAL



RADEN MAS TIRTO ADHI SURYO 



(SEORANG TERPELAJAR HARUS SUDAH BERBUAT ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN,

APALAGI DALAM PERBUATAN 


Tirto Adhi Soerjo, RM - IKPNI


R.M Tirto Adhi Suryo (lahir di Blora 1880 wafat di Pulau Bacan 7 Desember 1918) adalah anak dari Raden Mas Ngabehi Muhammad Chan Tirtodipuro dan merupakan cicit dari Raden Mas Tumenggung Tirtonoto. Beliau adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan Nasional dan dikenal pula sebagai tokoh perintis surat kabar dan kewartawanan di Indonesia, sekaligus Bapak Pers Nasional setelah Dewan Pers RI di tahun 1973 menganugerahkan gelar Tersebut Kepada beliau. Karier beliau di mulai tahun 1901 disaat beliau memimpin surat kabar Soenda Berita yang merupakan surat kabar pertama yang dikelola, disunting, dan dibiayai oleh pribumi.


   Selepas Soenda Berita ditahun 1909 beliau mendirikan Medan Prijaji namun berhenti terbit di tahun 1912 dan disaat yang bersamaan dengan berdirinya Medan Prijaji, beliau juga mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia  N.V Javaansche Boekhandelen Drukkerij “Medan Priyayi” pada tahun 1909 bersama Haji Mohammad Arsjad dan Pangeran Oesman.

      Beliau pun sangat aktif dalam mengelola media masa baik sebagai penulis maupun sebagai pemimpin, menurut Beliau tugas seorang pers haruslah memajukan dan memahami hak-hak dan martabat rakyat. Surat kabar yang pernah dikelola beliau adalah Pembrita Betawi, Soenda Berita, Medan Priyayi, Soeloeh Keadilan, Poetri Hindia, Sarotomo, Soeara B.O.W, Soeara Spoor dan Tram, serta Soeraaurna. 
  Beliau Wafat di Pulau Bacan pada 7 Desember 1918 di usia yang ke 37 atau versi lain mengatakan 38 tahun dan di tahun 1973 Dewan Pers RI menganugerahkan gelar Bapak Pers Nasional sebagai penghargaan atas jasa beliau di dalam dunia pers.

(dirangkum dari berbagai sumber)

#semuabolehbelajarsejarah



Komentar