PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN
PANGLIMA BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA PERTAMA
(1944-1950)
(PANGLIMA BESAR TIDAK PERNAH SAKIT, YANG SAKIT ITU SOEDIRMAN)
Panglima Besar Jenderal Soedirman (lahir di Bodas Karangjati Purbalingga Jawa
tengah 24 Januari 1916, wafat di Magelang 29 Januari 1950 diumur 34
tahun) Adalah perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Sekaligus Panglima
Besar TNI pertama dalam era revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau
lahir di Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah dari pasangan Karsid
Kartawiraji dan Siyem. Beliau
kemudian diangkat anak oleh paman beliau yang merupakan seorang Camat bernama
Raden Tjokrosuryo pada tahun 1946 setelah keluarga beliau pindah ke Cilacap. Beliau memulai pendidikan HIS (Hollandsch Indlandsche
School) di usia 7 tahun dan pindah ke taman siswa ditahun ketujuh masa
pendidikan beliau.
Satu tahun setelahnya beliau meneruskan pendidikan ke
Sekolah Menengah Di Wirotomo hingga kemudian melanjutkan sekolah ke Sekolah
Guru Muhammadiyah Solo. Disana beliau aktif sebagai guru, beliau pun aktif
dalam organisasi Muhammadiyah lebih tepatnya sayap kepanduan Muhammadiyah
Hizbulwathan, dan pada saat itulah beliau bertemu dengan istri beliau yaitu ibu
Alfiah yang juga sama-sama aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan dikaruniai 7
orang anak. Awal karier militer
beliau dimulai tahun 1944 yang pada saat itu beliau ditunjuk Jepang untuk
mengikuti pendidikan PETA di Bogor dan mendapatkan jabatan komandan Batalyon di
Banyumas. Karier beliau di militer terbilang mulus pada saat itu, walau disisi
lain beliau juga melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Diera kemerdekaan beliau pernah ditugaskan oleh
Presiden Soekarno untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di
Banyumas yang dilakukannya setelah mendirikan Divisi Lokal BKR di Banyumas.
Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh Panglima
Sementara Jenderal Oerip Sumoharjo dan beliau bertanggung jawab atas Divisi
tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk
menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta beliau terpilih menjadi
Panglima Besar, sedangkan Jenderal Oerip yang telah aktif di militer sebelum
beliau lahir menjadi Kepala Staff. Beliau pun terlibat dalam Pertempuran
Ambarawa dengan taktik gemilangnya sumpit urang.
Beliau wafat di Magelang pada 29 Januari 1950 diumur 34 tahun
(Dirangkum dari berbagai sumber)
#semuabolehbelajarsejarah
Komentar
Posting Komentar