Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isac Panjaitan
(ORA ET LABORA, BERDOA DAN BEKERJA)
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isac
Panjaitan (lahir di Balige Toba Samosir Sumatera
Utara 9 Juni 1925 Wafat di Jakarta 1 Oktober 1965) adalah Pahlawan Revolusi
Indonesia yang Wafat dalam peristiwa G30S/PKI Beliau wafat diusia 40 tahun.
Beliau lahir dari pasangan Santo Raja Herman Panjaitan dan Dina Boru Napitupulu
dan beliau menikah dengan Marieke Ani Halomoan Tambunan dan dikarunia 6 orang
anak. Beliau terlahir sebagai anak kedua dari 5 bersaudara. pendidikan beliau
dimulai dari sekolah dasar milik Zending Jerman tahun 1931 lalu melanjutkan ke
Christelijke HIS (HIS Kristen) di Narumonda, Porsea, yang juga dikelola
oleh Zending Jerman. lalu beliau melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid
Lagere School) dan beliau diterima di Christelijke MULO di Tarutung Karena
bekal nilai yang diperoleh dari HIS sangat bagus sekali, beliau langsung
diterima di kelas 1, tanpa melalui voorklas atau kelas persiapan, namun
pada tahun 1942 Jepang mendarat di Sumatra Utara dan akhirnya menutup sekolah
sekolah barat termasuk Christelijke MULO padahal beliau sudah duduk dikelas 3.
Berbekal rapor kelas 3 MULO, ijazah HIS, kemampuan berbahasa Belanda,
lnggris dan Jerman, serta semangat muda beliau berangkat ke Pekanbaru dan
bekerja pada perusahaan kayu milik Jepang bernama Ataka Sanyo Kabushiki Kaisha
dan saat bekerja disana timbul hasrat beliau untuk terjun ke dunia militer dan
akhirnya beliau masuk sekolah opsir Gyugun di Pekanbaru dan setelah selesai
beliau bertugas di Pekanbaru. era kemerdekaan Indonesia beliau bersama para
pemuda lainnya membentuk BKR di Riau dan berubah nama menjadi TKR dan beliau
menjabat Komandan Batalyon 1 dan Kepala Latihan dengan pangkat Mayor kemudian
menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948.
Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera dan
pada saat masa PDRI Beliau menjabat sebagai Pimpinan Perbekalan Perjuangan
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Era selepas kemerdekaan Beliau
kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T)
I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi
Kepala Staf T & T II/Sriwijaya. beliau sempat mengikuti kursus
Militer Atase dan sempat pula mengikuti pendidikan Senior Office Course India,
pada tahun 1956 beliau menjadi Atase Militer Indonesia untuk Jerman barat dan
bertempat di Bonn Jerman barat dan selesai pada tahun 1962. tak lama setelah
selesai beliau ditunjuk sebagai asisten IV/ Logistik Menteri Panglima Angkatan
Darat dan pada tahun 1964 beliau mengikuti pendidikan di Associated Command and
General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas USA. dan jabatan Asisten IV
Logistik Menpangad menjadi jabatan terakhir yang beliau emban karena pada 1965
terjadi peristiwa G30S PKI. beliau wafat pada usia 40 tahun dan dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dengan upacara kemiliteran bersama
rekan sejawat dan atasan beliau pada 5 Oktober 1965
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isac
Panjaitan (lahir di Balige Toba Samosir Sumatera
Utara 9 Juni 1925 Wafat di Jakarta 1 Oktober 1965) adalah Pahlawan Revolusi
Indonesia yang Wafat dalam peristiwa G30S/PKI Beliau wafat diusia 40 tahun.
Beliau lahir dari pasangan Santo Raja Herman Panjaitan dan Dina Boru Napitupulu
dan beliau menikah dengan Marieke Ani Halomoan Tambunan dan dikarunia 6 orang
anak. Beliau terlahir sebagai anak kedua dari 5 bersaudara. pendidikan beliau
dimulai dari sekolah dasar milik Zending Jerman tahun 1931 lalu melanjutkan ke
Christelijke HIS (HIS Kristen) di Narumonda, Porsea, yang juga dikelola
oleh Zending Jerman. lalu beliau melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid
Lagere School) dan beliau diterima di Christelijke MULO di Tarutung Karena
bekal nilai yang diperoleh dari HIS sangat bagus sekali, beliau langsung
diterima di kelas 1, tanpa melalui voorklas atau kelas persiapan, namun
pada tahun 1942 Jepang mendarat di Sumatra Utara dan akhirnya menutup sekolah
sekolah barat termasuk Christelijke MULO padahal beliau sudah duduk dikelas 3.
Berbekal rapor kelas 3 MULO, ijazah HIS, kemampuan berbahasa Belanda, lnggris dan Jerman, serta semangat muda beliau berangkat ke Pekanbaru dan bekerja pada perusahaan kayu milik Jepang bernama Ataka Sanyo Kabushiki Kaisha dan saat bekerja disana timbul hasrat beliau untuk terjun ke dunia militer dan akhirnya beliau masuk sekolah opsir Gyugun di Pekanbaru dan setelah selesai beliau bertugas di Pekanbaru. era kemerdekaan Indonesia beliau bersama para pemuda lainnya membentuk BKR di Riau dan berubah nama menjadi TKR dan beliau menjabat Komandan Batalyon 1 dan Kepala Latihan dengan pangkat Mayor kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera dan pada saat masa PDRI Beliau menjabat sebagai Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Era selepas kemerdekaan Beliau kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya. beliau sempat mengikuti kursus Militer Atase dan sempat pula mengikuti pendidikan Senior Office Course India, pada tahun 1956 beliau menjadi Atase Militer Indonesia untuk Jerman barat dan bertempat di Bonn Jerman barat dan selesai pada tahun 1962. tak lama setelah selesai beliau ditunjuk sebagai asisten IV/ Logistik Menteri Panglima Angkatan Darat dan pada tahun 1964 beliau mengikuti pendidikan di Associated Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas USA. dan jabatan Asisten IV Logistik Menpangad menjadi jabatan terakhir yang beliau emban karena pada 1965 terjadi peristiwa G30S PKI. beliau wafat pada usia 40 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dengan upacara kemiliteran bersama rekan sejawat dan atasan beliau pada 5 Oktober 1965
Berbekal rapor kelas 3 MULO, ijazah HIS, kemampuan berbahasa Belanda, lnggris dan Jerman, serta semangat muda beliau berangkat ke Pekanbaru dan bekerja pada perusahaan kayu milik Jepang bernama Ataka Sanyo Kabushiki Kaisha dan saat bekerja disana timbul hasrat beliau untuk terjun ke dunia militer dan akhirnya beliau masuk sekolah opsir Gyugun di Pekanbaru dan setelah selesai beliau bertugas di Pekanbaru. era kemerdekaan Indonesia beliau bersama para pemuda lainnya membentuk BKR di Riau dan berubah nama menjadi TKR dan beliau menjabat Komandan Batalyon 1 dan Kepala Latihan dengan pangkat Mayor kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera dan pada saat masa PDRI Beliau menjabat sebagai Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Era selepas kemerdekaan Beliau kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya. beliau sempat mengikuti kursus Militer Atase dan sempat pula mengikuti pendidikan Senior Office Course India, pada tahun 1956 beliau menjadi Atase Militer Indonesia untuk Jerman barat dan bertempat di Bonn Jerman barat dan selesai pada tahun 1962. tak lama setelah selesai beliau ditunjuk sebagai asisten IV/ Logistik Menteri Panglima Angkatan Darat dan pada tahun 1964 beliau mengikuti pendidikan di Associated Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas USA. dan jabatan Asisten IV Logistik Menpangad menjadi jabatan terakhir yang beliau emban karena pada 1965 terjadi peristiwa G30S PKI. beliau wafat pada usia 40 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dengan upacara kemiliteran bersama rekan sejawat dan atasan beliau pada 5 Oktober 1965
Komentar
Posting Komentar