NASIB KITA SUDAH DITENTUKAN (KISAH ISTRI PAHLAWAN REVOLUSI)


IBU  SUPRAPTO 


Kali ini saya menulis untuk mengenang Almh. Ibu Julie Suparti, istri pahlawan revolusi Letjen TNI Anumerta Raden Suprapto. Artikel ini merupakan ungkapan rasa hormat saya kepada almarhumah dan semoga artikel ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Ibu Suprapto memiliki nama asli Julie Suparti. beliau lahir di Cilacap bulan Juli 1928 dan meninggal sekitar tahun 2010 (seingat saya, saya pernah membaca berita yang mengabarkan kematiannya tahun 2010). Menikah dengan Pak Suprapto pada tanggal 4 Mei 1946 saat itu Bapak Suprapto sudah berpangkat Kapten dan berumur 26 tahun dan Ibu Julie berumur 18 tahun serta dikaruniai 5 orang anak yaitu: Ibu Ratna Purwati, Ibu Sri Lestri , Bapak Pudjadi Setia Darma, Alm. Bapak Asung Pambudi Budhidarma (meninggal dunia tanggal 19 Maret 2007) dan Bapak Arif Prihadi Adjidharma.



(keluarga Bapak Suprapto dan Ibu Julie Suparti


Beliau mengarungi bahtera rumah tangga selama 19 tahun hingga 1965 ketika Pak Suprapto meninggal dalam peristiwa G30S / PKI. Sejak saat itu, beliau mengambil peran ganda sebagai orang tua tunggal dalam membesarkan 5 anaknya. Berbagai usaha yang ia jalankan, seperti menjual batik dari Jawa Tengah, menjual es lilin di lingkungannya ke sekolah, membuat kue untuk liburan, dan menjual anggrek potong untuk rangkaian bunga. Ia juga memiliki keahlian menjahit pakaian dan pernah ditawari bekerja di pabrik rajutan, namun karena alasan kesehatan beliau menolak. Akhirnya, beliau membesarkan anak-anaknya dengan sistem mandiri dengan melakukan upaya di atas. Kehidupan keluarganya saat itu sangat sederhana, kesederhanaan keluarganya juga tercermin pada bagian yang saya adaptasi dari buku Tujuh Prajurit TNI Gugur 1 Oktober.


“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seluruh keluarga harus hidup hemat dan sederhana. Ayah yang langsung memberi contoh gaya hidup yang sederhana dan lugas. Di rumah setiap kali kita menuntut sesuatu di meja makan, dia selalu tegas" jangan melihat ke atas, Kamu harus melihat ke bawah. Kalian tau tidak, bagaimana para prajurit itu makan? "

Beliau tidak meninggalkan hartanya, hanya sebidang tanah di kawasan Pasar Minggu yang beliau tinggalkan. Tanah yang beliau beli dari tabungan dari uang yang beliau dapat dari penugasan ke luar negeri. Kesederhanaan keluarga Pak Suprapto dan ketangguhan ibu Julie Suparti dalam membesarkan anak sungguh membuat saya takjub bahkan ingin menangis. Bagaimana Pak Suprapto yang mengajarkan kesederhanaan langsung kepada keluarganya membuktikan bahwa dirinya adalah panutan yang baik, dan kegigihan Ibu Julie Suparti dalam membesarkan anak-anaknya dengan menggulirkan upaya menunjang perekonomian keluarga sendiri membuktikan bahwa ia adalah wanita yang tangguh dalam menghadapi kesulitan hidup. . Meski di sisi lain, ia memiliki sedikit gangguan kesehatan, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya.

Mungkin tidak banyak yang bisa saya tulis disini, semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca. Dan untuk Yang Maha Kuasa. Ibu Julie Suparti, semoga Ibu mendapat tempat terbaik bersama Tuhan Yang Maha Esa bersama suami tercinta.

Aamiin



Sumber penulisan:

Buku dari hati ke hati oleh Ibu A. Yani

Buku Tujuh Prajurit TNI Gugur 1 Oktober 1965

Artikel oleh Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto, ditulis oleh Pusat Sejarah TNI

Komentar