LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA S. PARMAN
(JANGAN KITA YANG MENGEJAR PANGKAT, PANGKATLAH YANG HARUS MENGEJAR )
Letnan Jenderal TNI Anumerta S. Parman, lahir di Wonosobo 4 Agustus 1918, meninggal di Lubang buaya 1 Oktober 1965 dalam usia 47 tahun, adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Ayah beliau bernama R. Kromodiharjo, seorang pedagang sukses. Beliau anak ke 6 dari 11 bersaudara dan memiliki kakak laki-laki bernama Ir. Sakirman.
Pendidikan beliau dimulai dengan HIS (Hollandsch Inlandsche School) kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs) di Yogyakarta dan AMS (Algemeene Middelbare School).
Namun saat duduk di AMS, sekolah setingkat sekolah menengah atas pada tahun 1937, ayah beliau meninggal. Ini membuat beliau berhenti sementara dari dunia pendidikan dan membantu ibu beliau melanjutkan usahanya. Beliau kembali sekolah di AMS kemudian melanjutkan ke sekolah kedokteran di Jakarta. Akan tetapi, invasi Jepang pada tahun 1942 membuat beliau berhenti sekolah lagi. Karir beliau dimulai saat menjadi penerjemah polisi militer Jepang yaitu Kempetai pada tahun 1943-1945, saat Indonesia merdeka beliau memutuskan untuk terjun ke dunia militer sebagai pengabdiannya. Pada bulan Desember 1945 diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi (PT) di Yogyakarta, pada saat Agresi Militer II beliau ikut bergerilya ke luar kota setelah Agresi Militer II pada bulan Desember 1949 dan beliau juga ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Jakarta Raya, setelah Agresi. Ia juga mengikuti pendidikan di Koninklijke Militaire Academie di Breda, Belanda. Sekembalinya dari sana pada tanggal 5 April 1950 beliau bertugas di Kementerian Pertahanan dan beliau juga ikut serta dalam penangkapan Sultan Hamid II dalam penyerangan persidangan menteri di gedung Pejambon. Pada tahun 1951 beliau dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk mengikuti pelatihan di sana. 11 November 1951 beliau diangkat menjadi Panglima Polisi Militer Jakarta.
Dari tahun 1959 hingga 1962 beliau menjabat sebagai Atase Militer Indonesia untuk Inggris, dan pada tahun 1964 diangkat sebagai Asisten I Menpangad Bidang Intelijen. Pada tanggal 1 Oktober 1965 beliau diculik oleh pengkhianat G30S / PKI dan dibunuh dalam peristiwa tersebut. Jenazah beliau ditemukan pada 4 Oktober 1965 dan dimakamkan pada 5 Oktober 1965 dan meninggal dalam usia 47 tahun.
Sumber penulisan:
Wikipedia.com
Merdeka.com (Profil)
Tirto.id
Komentar
Posting Komentar