SANG BAPAK DEMOKRASI BANGSA


Prof. Dr. Ing. H. Bacharudin Jusuf Habibie, FREng 



Foto Presiden Habibie 1998.jpg



Prof. Dr. Ing. H. Bacharudin Jusuf Habibie, FREng, lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, meninggal di Jakarta 11 September 2019 di usia 83 tahun. Beliau adalah Presiden Republik Indonesia ke 3 menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Sebelum menjabat sebagai presiden, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden RI ke 7 menggantikan Bapak Try Sutrisno. Masa Jabatan beliau bisa dibilang cukup pendek, karena krisis moneter yang memaksa beliau untuk turun dari kursi jabatan presiden. 

    Beliau adalah anak keempat dari pasangan Alwi  Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardojo. Ayah beliau brprofesi sebagai ahli pertanian dan berasal dari etnis Gorontalo dan ibu beliau berasal dari etnis Jawa. beliau pernah menempuh pendidikan di  di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago.  kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung pada tahun 1954. Pada 1955–1965, kemudian beliau melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen Jerman Barat dan  menerima gelar diplom Insinyur pada 1960 dan gelar doktor insinyur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.

   Pada  tanggal 12 Mei 1962, beliau menikah dengan Ibu Hasri Ainun Besari  dan dikaruniai dua putera  yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Karier beliau dimulai saat beliau berada di Jerman, yaitu bekerja di sebuah perusahaan bermana  Messerschmitt-Bölkow-Blohm, yang beradadi Hamburg Jerman. Pada tahun 1973 beliau kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto. Berikut disajikan riwayat karier beliau 

Riwayat Pekerjaan

  • Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
  • Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
  • Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
  • Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
  • Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
  • Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
  • Anggota Dewan Komisaris Pertamina
  • Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
  • Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur, Hamburg, Jerman Barat (1966–969)
  • Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersial/Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) GmbH, Hamburg, Jerman Barat (1969–1973)
  • Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB), Hamburg, Jerman Barat (1974–1978)
  • Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
  • Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung (1976)
  • Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
  • Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997)
  • Riwayat Karier Pemerintahan

    • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
    • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV (1983–1988)
    • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V (1988–1993)
    • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI (1993–1998)
    • Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35
    • Wakil Presiden RI (1998)
    • Presiden RI (1998–1999)

Saat Beliau menjabat, Indonesia tengah dalam keadaan yang cukup memprihatinkan selepas mundurnya presiden Soeharto, beliau pun membuat gebrakan yang cukup membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gebrakan beliau antara lain : 

  1.  membentuk UU yang menyatakan kebebasan pers yaitu UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers. UU ini merupakan tonggak bagi kekebasan pers di Indonesia 
  2. membentuk UU NO. 2 Tahun 1999 mengenai partai politik dan UU No. 3 Tahun 1999 tentang pemilu.  Dampak dari kedua UU tersebut adalah munculnya 48 partai politik dan pelaksanaan pemilu yang llebih demokratis 
  3. membentuk UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan daerah, dampak UU ini adalah pelaksaaan otonomi daerah 
  4. Mengeluarkan keputusan presiden No. 181 tahun 1998 mengenai pembentukan Komnas Perempuan dan 
  5. mengeluarkan Inpes No. 26 Tahun 1999 dan Inpes No. 4 Tahun 1999 tentang larangan diskriminasi teerhadap etnis Tionghoa. 
Beliau turun dari kursi jabatan sebagai presiden pada tahun 1999 dan digantikan oleh K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang terpilih sebagai presiden dari hasil pemilu 1999. Beliau meninggal di Jakarta 11 September 2019 pada usia 83 tahun dikarenakan faktor usia. 
  

Sumber Penulisan : 

Wikipedia.com 
Matapolitik.com

Komentar