Menjenguk Ibu Sutoyo

 

Menjenguk Ibu Sutoyo.



Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen 28 Agustus 1922, beliau memiliki kegemaran membaca dan memainkan gitar. Beliau menikah dengan Ibu RA Suparmi pada 1956, sesaat sebelum beliau berangkat ke Inggris dalam rangka penugasan beliau sebagai Atase Militer di Inggris, beliau menjabat sebagai Atase Militer di Inggris hingga tahun 1959. Beliau dan Ibu Suparmi  menikah selama kurang lebih 9 tahun, Ibu Suparmi terus mendampingi Pak Sutoyo hingga akhir hayat beliau. Ibu Suparmi sendiri berasal dari Jombang Jawa Timur, sosok beliau digambarkan oleh ibu nani  sebagai sosok priyayi yang masih menjalankan beberapa tradisi jawa seperti trakatan dan puasa mutih, selain itu beliau dikenal sebagai seorang wanita yang memiliki pandangan hidup budaya Jawa yang relatif kuat, pandai merawat diri secara tradisional, serta memiliki pemahaman tentang kualitas dan makna corak dari kain batik tulis. Ibu Sutoyo sendiri seperti yang digambarkan Ibu Nani adalah seorang wanita yang pandai memasak baik masakan tradisional Jawa maupun Barat, khususnya masakan Belanda.

Menurut Ibu A. Yani dalam buku dari Hati ke Hati, Ibu Sutoyo memiliki perawakan yang ramping, tidak terlalu tinggi dan berkulit kuning langsat. Ketika berada di London keluarga Bapak dan Ibu Sutoyo dikenal sangat ramah terhadap siapapun, rumah mereka selalu terbuka untuk siapapun. Bahkan di tahun 1959 saat Ibu Ahmad Yani mendapat kecelakaan mobil ketika menyertai suami beliau dalam misi Yani, beliau mendapatkan perawatan dari keluarga Bapak dan Ibu Sutoyo. Ibu Sutoyo sendiri memiliki kegemaran menjahit, memasak, dan membaca buku-buku ringan dan majalah.  Sepeninggal Bapak Sutoyo, Ibu Suparmi menghidupi keluarga beliau dengan membuka pesanan kue untuk hari raya dan berjualan kain batik dari Solo dan Jogja

 

Semoga Ibu Suparmi Sutoyo mendapatkan tempat terbaik disisi Tuhan dan segala perjuangan beliau dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda

 

Aamiin


Sumber : 

Buku Kenangan Tak Terucap Saya, Ayah, dan Tragedi 65 

Buku dari Hati ke Hati 

Komentar