AIPDA Karel Sadsuitubun

 

AIPDA Karel Sadsuitubun

 




 

Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Sadsuitubun lahir di Rumadian (Tual) Maluku Tenggara 14 oktober 1928, wafat di Jakarta atau lebih tepatnya Jalan Teuku Umar No. 36 Menteng Jakarta Pusat pada tanggal 1 Oktober 1965 pada usia 37 tahun. Beliau adalah Pahlawan Revolusi yang berasal dari korps Kepolisian Republik Indonesia. Memiliki 3 saudara kandung, 1 laki-laki dan 2 perempuan, masing-masing bernama Efraim Sadsuitubun (menetap di Belanda, merupakan eks KNIL), Nyoya Oh Suiwutun Sadsuitubun (dikenal dengan nama Nyora), terakhir Nyonya Magdalena Ohuiwutun/Sadsuitubun (lebih dikenal dengan nama Mada)  Ayah beliau bernama Primus Sadsuitubun. Sejak kecil, beliau dipanggil dengan nama Kace. Sejak berusia 7 tahun, ibunda beliau meninggal dunia, kemudian ayah beliau menikah kembali dengan seorang wanita bernama Nyonya Fransina Ohuiwutun yang sebelumnya sudah pernah menikah juga dan memiliki 7 orang anak dari pernikahannya. Setelah menikah, kemudian  KS Tubun bersama dengan ayah beliau dan saudara- saudara nya pindah ke desa tempat Ibu barunya  tinggal bersama dengan 7 orang anaknya. Didesa tersebut, keluarga bapak KS tubun hidup dengan damai.

 

Sejak kecil, bapak KS Tubun sudah memperlihatkan bakat yang istimewa, beliau gemar bernyanyi, menari, dan berdansa, beliau juga gemar berolahraga seperti sepak bola, kasti, volley, lempar lembing, cakram dan sebagainya. Beliau memiliki seorang istri bernama Magaritha Waginah. Mereka menikah pada tanggal 21 Agustus 1959. Ibu waginah sendiri kelahiran Kaparau Klaten 19 Juli 1939. Beliau memiliki 3 orang anak dari pernikahannya.

 

Bapak KS Tubun memulai pendidikannya pada tahun 1935, beliau masuk SD Kristen Katolik disana dan menamatkannya pada tahun 1941. Kemudian ditahun 1951 beliau memutuskan untuk masuk Sekolah Polisi Negara di Ambon selama enam bulan, dan beliau kemudian dipindahkan ke Jawa. Kemudian beliau  mengambil SPMB pada 11 Desember 1954, beliau mengikuti pelatihan penyegaran I dan II di Kedunghalang Bogor selama masing-masing 1 dan 11/2 Bulan terhitung tanggal 30 Oktober 1961 dan 15 Juli 1963. Selama karir beliau di kepolisian, beliau pernah bertugas di wilayah Ambon, Sumatera, Sulawesi, Jakarta, dan perbatasan Irian Jaya (Papua kini). Saat bertugas di Ambon, beliau bertugas dalam rangka menumpas sisa-sisa pemberontakan RMS, kemudian beliau bertugas di Aceh dalam rangka menumpas pemberontakan DI/TII pimpinan Daud Beureuh, kemudian ditugaskan di Sulawesi dalam rangka menumpas pemberontakan Kahar Muzakkar, beliau juga pernah bertugas untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta dibawah kesatuan Mobile Brigade. Beliau juga pernah bertugas dalam mensukseskan pelaksanaan Ganefo pertama yang dilaksanakan di Jakarta. Dan tugas terakhir beliau adalah mengalam rumah dari Dr. J. Leimena yang saat itu menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri.

 

Beliau wafat pada 1 oktober 1965 karena ditembak oleh pasukan G30S/PKI yang sempat salah masuk di rumah bapak Leimena karena mengira rumah tersebut adalah rumah Jenderal A.H Nasution. Beliau kemudian dimakamkan di TMP Kalibata dalam sebuah upacara kemiliteran  

 

Komentar