Kisah Keluarga Pahlawan Revolusi :
Keluarga
Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani adalah
pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI yang terjadi tahun 1965.
Beliau lahir pada tahun 1922, tepatnya 19 Juni 1922 dari pasangan Bapak
Wongsorejo dan Ibu Murtini. Beliau menikah dengan Ibu Yayuk Ruliah Sutodiworjo
pada tanggal 5 Desember 1944 dan dikaruniai 8 orang dari pernikahan beliau. Ibu
Yayuk A. Yani sendiri lahir di Denpasar 1 Oktober 1924. Keluarga Jenderal Ahmad
Yani hidup dalam perekonomian yang cukup layak dan walaupun beliau cukup sibuk
dengan pekerjaannya, namun Jenderal Ahmad Yani dikenal sangat perhatian kepada
anak-anak dan keluarga beliau.
Keluarga beliau memiliki beberapa
kisah yang cukup unik seperti anak-anak beliau yang memiliki kebiasaan untuk
membuat kliping yang bertemakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
saat itu. Ketika beliau mengetahui bahwa
anak-anak beliau suka membuat kliping namun tidak membuatkan kliping mengenai
beliau, beliaupun meminta anak-anak beliau untuk membuatkan kliping mengenai
kasus yang cukup membuat beliau murka, yakni kasus peristiwa Bandar Betsi. Lalu
adapula kisah saat anak-anak beliau yang mencoba untuk merokok namun ketahuan
oleh beliau, dan akhirnya anak-anak beliau dihukum dengan disuruh menghabiskan
seluruh rokok yang ada beserta dengan rokok yang ada di dalam pipa yang beliau
pegang.
Lalu terdapat kisah yang terjadi
menjelang kepergian beliau, seperti kisah saat 30 September siang, anak-anak
beliau menunggu beliau pulang dari kantor. Hal tersebut merupakan salah satu
kebiasaan yang sering dilakukan oleh anak-anak beliau, saat beliau tiba dan
beliau langsung menanyakan dimana keberadaan Istri beliau (ibu) dan dijawab
oleh anak-anak beliau bahwa ibu sedang memasak didapur untuk makan siang. Tak
lama beliau bersama anak-anak beliau bercengkrama di meja bar dan mengatakan “Mengko
tanggal 5 Oktober kabeh melu Bapak Ndelok defile nang Istana, Kabeh mbolos
sekolah wae” (Nanti tanggal 5 Oktober kamu semua ikut bapak melihat defile
di istana. Semua membolos saja dari sekolah) mendengar perkataan ayah mereka,
anak-anak pun merasa senang dan saking gembiranya suasana tersebut, tangan
Beliau tak sengaja menyenggol botol parfum dan sembari mengusapkan parfum yang
tumpah tersebut ke tubuh anak-anak beliau beliau pun mengatakan “Nek
ditakoni uwong seko endi wangine, kandakke nek wangine seko Bapak” (Kalau
ditanya orang darimana kau dapatkan wangi ini, katakan wanginya dari bapak).
Lalu ada beberapa kisah lain, seperti saat beliau bermain golf setelah makan
siang, dan sorenya beliau meminta kepada sopirnya untuk menyimpan alat-alat
golf nya karena tidak akan dipakai lagi, dan beberapa kisah lainnya hingga
Jenderal Ahmad Yani menjadi korban dari peristiwa G30S/PKI.
Komentar
Posting Komentar