Kisah Keluarga Pahlawan Revolusi : Keluarga Jenderal Suprapto

 

Kisah Keluarga Pahlawan Revolusi 

Keluarga Jenderal Suprapto






              Jenderal Suprapto adalah pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Beliau lahir pada 20 Juni 1920 dari pasangan Raden. Pusposupeno dan Raden Ayu Alimah. Beliau menikah dengan Ibu Juli Suparti pada 4 Mei 1946 dan dikaruniai 5 orang anak dari pernikahan beliau. Ibu Juli Suparti sendiri lahir di Cilacap pada bulan Juli 1928. Keluarga Jenderal Suprapto menjalani kehidupan secara sederhana, Jenderal Suprapto sendiri dikenal sebagai salah satu Jenderal yang religius dan taat beragama, selain itu Jenderal Suprapto dikenal sebagai jenderal yang memiliki selera humor yang tinggi dan pandai melukis.

          Ada satu kisah mengenai kepandaian beliau dalam melukis dan selera humor beliau, pada suatu hari anak-anak dari Jenderal Suprapto dibuat tertawa dengan coretan gambar yang dibuat oleh Jenderal Suprapto, dalam sketsa tersebut beliau menggambar sosok seorang jenderal yang memiliki kepala yang cukup besar dan memiliki badan yang kecil disandingkan dengan seorang prajurit yang memiliki kepala yang kecil dengan badan yang cukup besar.

          Mungkin maksud dari gambar tersebut adalah untuk seorang Jenderal maka yang diperlukan adalah “otaknya”  ataupun kepintarannya, sedangkan untuk prajurit, maka yang diperlukan adalah “kekuatan fisiknya” serta masih banyak lagi coretan gambar-gambar lucu yang dibuat oleh Jenderal Suprapto yang berlatarbelakang militer. Selain pandai membuat sketsa lucu berlatar militer, Pak Prapto juga dikenal sebagai seorang ayah yang jarang marah, serta pandai bergaul kepada siapapun. Perhatian yang beliau yang ditujukan kepada anak-anaknya tidak ditujukan dalam perilaku emosional, keras, mengontrol, ataupun menghukum anak-anaknya. Apabila anak-anaknya ada yang pergi dan belum pulang hingga larut malam, beliau akan menunggu hingga pukul berapa si anak pulang ke rumah, beliau akan membukakan sendiri pintu rumah dan beliau akan bersikap diam. Maka anak-anak beliau akan tersadar bahwa kepergiannya telah membuat beliau tidak tidur karena terus menerus menunggu kepulangannya.

          Adapula kisah yang terjadi menjelang kepergian beliau , kisah pertama terjadi pada suatu hari saat Jenderal Suprapto tengah bersama dengan putri pertamanya di ruang kerja beliau, beliau melontarkan satu pertanyaan yang cukup ganjil “kamu sedih tidak kalo bapak meninggal dunia?” putri pertama beliau cukup kaget dan mengatakan “bapak ngomong apa si?” namun dialog tersebut tidak berlanjut dan berhenti hanya sampai disana . Lalu kisah lain datang saat beliau sering sekali membawa pulang buku-buku baru saat pulang dari kantor. Lalu menjelang kejadian memilukan tersebut, Jenderal Suprapto masih menunggu kepulangan putri kedua beliau yang memenangkan suatu lomba lari, namun ternyata ia harus pulang larut malam karena pengumuman yang terus menerus diundur. Hingga kejadian memilukan malam itu terjadi dan Jenderal Suprapto menjadi salah satu korban dari peristiwa G30S/PKI. 


Sumber rujukan : Buku Tujuh Prajurit TNI Gugur 1 Oktober 




 


Komentar