Kisah Keluarga Pahlawan Revolusi : Keluarga Jenderal MT Harjono (part 2)

 

Kisah Keluarga Pahlawan Revolusi :

Keluarga Jenderal MT Harjono

(Part 2) 




Isyarat lain datang dari diri Jenderal MT Haryono sendiri, beliau lebih sering duduk dan melamun sambal mendengarkan music klasik, biasanya beliau sibuk menata tamanan anggrek beliau di taman belakang dan selalu di temani oleh putri terkecil beliau yakni Enda yang selalu duduk di kursi kecilnya. Namun kebiasaan ini sirna saat putri terkecil beliau datang untuk menemani namun akhirnya disuruh menjauh. Hal ini cukup menimbulkan keheranan di anak-anak beliau. Dan menjelang peristiwa kelam tersebut, dimata keluarga beliau menjadi sangat sibuk dan kebiasaan beliau untuk menemani anak-anak beliau saat belajar menjadi hilang karena beliau harus menghadiri rapat hingga tengah malam.

Lalu terdapat isyarat lain yang ditangkap dari perbincangan yang terjadi antara beliau dengan ajudan beliau. Ajudan Jenderal MT Haryono menyarankan agar tempat kediaman Jenderal MT Harjono dijaga oleh tentara, mengingat kondisi perpolitikan yang cukuo memanas pada saat itu sehingga Jenderal MT Harjono perlu waspada dan berhati-hati. “Bapak harus berjaga-jaga, Kabar mengenai rencana penculikan dan pembunuhan itu barangkali benar” ujar ajudan beliau. “Buat apa? Saya dan keluarga saya tak perlu dijaga!” ujar Jenderal MT Harjono dengan tenang. Kediaman Jenderal MT Harjono memang tak pernah dijaga oleh tentara, dikarenakan beliau memilih kondisi tanpa pengawalan walaupun posisi beliau sebagai Deputi III Menpangad, beliau sebenarnya dalam posisi yang resmi untuk mendapatkan penjagaan, namun beliau selalu menolak untuk menggunakan fasilitas tersebut. Saran dari ajudan beliau pun ditolaknya sehingga rumah beliau luput dari penjagaan.

Pada saat malam kejadian juga terdapat satu kejadian dimana beliau tidak kunjung pulang walaupun sudah larut malam. Anak-anak beliau pun sudah memutuskan untuk masuk kekamar masing-masing, ada salah satu putri beliau yang sedang tidak enak badan ia pun tidur bersama dengan ayah dan Ibunya, dan selama menanti kepulangan beliau, putri beliau merasa sangat gelisah dan merasakan kehilangan dan kerinduan yang sangat aneh. Ia merasa bahwa Jenderal MT Harjono tidak akan kembali pulang dan ia merasakan kehilangan. Perasaan itu kemudian dituturkan kepada Ibu MT Harjono dan beliau menasehati putrinya untuk tidak memikirkan hal tersebut dan segera beristirahat.

Menjelang tengah malam Jenderal MT Harjono pulang karena beliau harus menghadiri rapat untuk mendiskusikan HUT ABRI, dan di tangan beliau tergenggam sekeranjang Jambu Air. Sudah merupakan kebiasaan beliau apabila beliau pulang bekerja akan selalu membawa oleh-oleh bagi anak-anak beliau. Salah satu putri beliau sempat memakan jambu air tersebut dan kemudian tertidur kembali.

Singkat cerita Jenderal MT Harjono menjadi korban dari peristiwa G30S/PKI dan beliau kemudian dianugerahi gelar pahlawan revolusi.  



 


Komentar