Sang Penggagas Perang Gerilya

 

Jenderal AH Nasution 


(Sumber Foto : https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Haris_Nasution) 


Jenderal AH Nasution, adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang memiliki kontribusi, peran, dan gagasan luar biasa dalam sejarah Indonesia  Beliau lahir di Kotanopan Distrik Mandailing Natal Sumatera Utara, 3 Desember 1918 dari pasangan H. Abdul Halim Nasution dan Hj. Zaharah Lubis. Ayah beliau merupakan seorang pedagang tekstil, karet dan kopi yang sukses dan merupakan seorang guru pesantren, sementara itu, kakek beliau merupakan seorang guru silat yang dihormati. Ayah beliau lebih menginginkan beliau untuk menjadi seorang guru, sedangkan Ibu beliau menginginkan beliau untuk sekolah kedokteran di Batavia.

Beliau memulai Pendidikan di HIS dan melanjutkan pendidikannya di Holandsche Indische Kweekschool (HIK), hingga pada tahun 1935, beliau pindah ke Bandung karena HIK Sumatera Utara terpaksa ditutup. Selama beliau menempuh Pendidikan di Bandung, beliau bertemu dengan seorang guru Belanda bernama Van der Werf. Werf adalah seorang pemimpin Partai Katolik di Bandung. AH Nasution sangat menghormati Werf dan mempelajari banyak sejarah dan politik darinya. AH Nasution juga banyak meminjam buku-buku filsafat, militer, dan politik di sekolah barunya itu.

Salah satu buku favoritnya adalah buku Indonesia Menggugat yang ditulis oleh Soekarno. Melalui buku-buku itulah ketertarikannya di bidang politik dan militer menguat, seolah memudarkan cita-citanya menjadi guru seperti ayah dan kakeknya. Setelah menyelesaikan Pendidikan di HIK, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di AMS dan berhasil lulus ujian AMS B di Jakarta. Beliau kemudian kembali ke Bengkulu dan sempat mengajar disana. Beliau sempat menjadi kepala sekolah di Sumatera Selatan, dan kehidupan beliau disana lebih layak. Namun beliau tetap menyimpan keinginannya untuk bergabung kedalam kemiliteran.

Kemudian pada 1940, Pemerintah Belanda membuka sekolah perwira Cadangan (CORO), beliau kemudian bergabung ke dalam sekolah perwira tersebut. Beliau dikenal sebagai siswa berprestasi disana. Karier kemiliteran beliau kemudian semakin menanjak, pada Maret 1946, beliau diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Tak lama kemudian, ia kembali diangkat sebagai Panglima Regional Divisi Siliwangi yang bertugas di Provinsi Jawa Barat. Selama menjabat ia banyak terlibat dengan peristiwa perang pasca-kemerdekaan. Ditahun 1948, beliau menjabat sebagai Wakil Panglima TKR, beliau juga pernah menjabat sebagai KSAD selama 2 periode, periode pertama 27 Desember 1949 sampai 18 Oktober  1952, periode kedua 1 November 1955 sampai 21 Juni 1962. Beliau sempat terlibat konflik dengan Presiden Soekarno saat itu, dan berakhir dengan Peristiwa 17 Oktober 1952.

Pada tahun 1965, Jenderal AH Nasution, menjadi salah satu tokoh yang diincar pada peristiwa G30S/PKI, beliau kemudian selamat namun putri dan ajudan beliau menjadi korban, dari peristiwa tersebut. Beliau wafat pada 6 September 2000 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.


Sumber Rujukan : 

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Haris_Nasution

https://tirto.id/profil-ah-nasution-jenderal-yang-selamat-dari-g30s-1965-gQjf

 

 

 

 



Komentar